Sahabat admin yang di karuniai Allah,
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, ”Salah seorang di antara kalian tidak
dianggap sempurna imannya sehingga saya lebih dicintai daripada bapaknya,
anaknya, dirinya yang terdapat di antara kedua hubungannya, dan semua orang.”
Bahkan, suatu kali sahabat Umar bin
Khattab mendatangi Rasulullah saw. kemudian dia berkata.” Ya Rasulullah, engkau
lebih kucintai daripada segala sesuatu kecuali diriku.” Rasulullah saw.
bersabda: ”Tidak, hai Umar, sehingga saya lebih dicintai olehmu daripada dirimu
sendiri.” Umar berkata, ”Demi Zat yang telah mengutusmu dengan benar, engkau
lebih kucintai daripada diriku sendiri.” Rasulullah bersabda, ”Sekarang imanmu
telah sempurna.”
Dari hadis di atas, kita mengetahui bahwa
mencintai rasul menuntut seseorang untuk selalu melaksanakan semua ajaran yang
dibawanya. Dorongan melaksanakan ajarannya harus didasari perasaan cinta
sehingga seseorang akan malu jika mengerjakan perbuatan yang dilarangnya. Kita
harus meneladani kehidupan para rasul dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana
firman Allah swt. dalam Surah al- Ahzab [33]: 21, yang berbunyi seperti
berikut.
Laqad kana lakum fiRasulillahi uswatun
hasanatulliman kana yarjullaha walyaumal akhira wazakarallaha kasiran.
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
(Q.S. al-Ahzab [33]: 21),
Kecintaan rasul kepada umatnya laksana
cahaya surga. Hal ini karena rasul telah mengarahkan manusia dengan penuh
kesabaran untuk selalu beribadah kepada Allah swt. Oleh karena itu, kita harus
mengimani dan mengamalkan perintahnya. Kewajiban mengimani rasul telah
ditegaskan oleh Allah swt. dalam Surah an-Nisa’ [4]: 136 yang berbunyi sebagai
berikut.
Ya ayyuhallazina amanu aminu billahi
warasulihi walkitabillazi nazzala ‘alarasulihi walkitabillazi anzala min qablu wa
man yakfur billahi wa mala’ikatihi wa kutubihi wa rusulihi walyaumil akhiri
faqad dalla dala lam ba‘idan.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman!
Tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab
(Al-Qur’an) yang diturunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitabkitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu
telah tersesat sangat jauh. (Q.S. an- Nisa’ [4]: 136) Selain ayat di atas,
masih banyak ayat lain yang merupakan dalil tentang iman kepada rasul.