Definisi / Pengertian Yaumul Hisab Dan Yaumul Mizan

Sahabat admin yang berbahagia, Telah diterangkan di depan bahwa manusia berkumpul di Mahsyar untuk menjalani hisab dan mizan (perhitungan dan pertimbangan) amalnya. Adakah bukti-bukti yang dijadikan dasar untuk
memperhitungkan dan mempertimbangkan amal manusia? Allah swt. berfirman sebagai berikut.

Kalla bal tukadzibuna bid-dini. Wa inna ‘alaikum lakhafitina. Kiraman katibina. Ya‘lamuna ma taf‘aluna

Artinya: Bukan hanya durhaka saja, bahkan, kamu mendustakan hari pembalasan. Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Infitar/82: 9–12)

Allah swt. juga berfirman sebagai berikut.

Ma yalfidhu min qaulin illa ladaihi raqibun ‘atidun.

Artinya: Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Q.S. Qaf/50: 18).

Pada saat yaumul hasyr (ketika manusia berada di Mahsyar) setiap orang menerima catatan amalnya selama hidup di dunia. Keadaan manusia dalam menerima catatan amalnya diterangkan Allah swt. dalam
firman-Nya sebagai berikut.

Fa amma man utiya kitabahu biyaminihi. Fa saufa yukhasabu khisabay yasiran. Wa yanqalibu ila ahlihi masruran. Wa amma man utiya kitabahu wara’a dhahrihi. Fa saufa yad‘u shuburan. Wa yasla sa‘iran. Innahu kana fi ahlihi masruran.

Artinya: Adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang maka dia akan berteriak, ”Celakalah aku!” Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya, dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (Q.S. Al-Insyiqaq/84: 7–13).

Berdasarkan ayat di atas, cara malaikat memberikan kitab tentang catatan amal manusia sudah menggambarkan keadaan yang akan dialami. Manusia yang diberi catatan amalnya dengan cara terhormat dari sebelah kanan, ia akan masuk ke surga. Manusia yang diberi catatan amalnya dengan cara tidak terhormat dari belakang, ia akan masuk neraka. Apakah manusia tidak dapat mengelak dari berbagai tuduhan

atau membela diri seperti dalam persidangan di dunia? Dalam hal ini Allah swt. berfirman sebagai berikut.

Al-yauma nakhtimu ‘ala afwahihim wa tukallimuna aidihim wa tasyhadu arjuluhum bima kanu yaksibuna

Artinya: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. Yasin/36: 65).

Berdasarkan ayat di atas, pada yaumul hisab dan yaumul mizan manusia tidak dapat berkutik, hanya pasrah dengan keadaan masingmasing dengan penyesalan yang dalam. Mulut mereka ditutup rapat-rapat sehingga tidak dapat berbicara dusta. Tangan-tangan mereka dibiarkan berbicara tentang apa yang dilakukan di dunia dan kaki-kaki mereka memberikan kesaksian atas semua perbuatan mereka di dunia. Tidak adakah belas kasih dari Allah swt. saat itu agar manusia diberi keringanan atau dibebaskan dari hukuman? Allah swt. berfirman sebagai berikut.

Wa nadha‘ul-mawazinal-qistha liyaumil-qiyamati fala tutlamu nafsun syai’an, wa in kana misqala khabbatim min khardalin ataina biha, wakafa bina khasibina.

Artinya: Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat di hari kiamat maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (Q.S. Al-Anbiya’/21: 47).

Dari firman Allah swt. tersebut dapat diketahui bahwa perhitungan dan pertimbangan amal manusia pada yaumul hisab dan yaumul mizan tidak direkayasa. Semuanya berjalan secara baik dan adil.

Itulah Definisi / Pengertian Yaumul Hisab Dan Yaumul Mizan, mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah selalu memberi hidayah dan ridhaNya kepada kita semua amin…