Sahabat admin yang di karuniai Allah, Pembagian
Sikap Zuhud Imam Al-Gazali membagi sikap zuhud dalam tiga tingkatan sebagai
berikut.
1. Tingkatan orang yang meninggalkan sesuatu keadaan untuk mendapatkan
hal yang lebih baik.
2. Tingkatan orang yang
meninggalkan keduniaan karena mengharapkan sesuatu yang bersifat keakhiratan.
Orang ini lebih mementingkan pencapaian kehidupan akhiratnya daripada kehidupan
dunia.
3. Tingkatan orang yang meninggalkan segala sesuatu selain Allah Swt.
karena mencintai-Nya.
Muhammad Ibnu Abidurrahman. Menurutnya,
sikap zuhud terbagi menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.
a. Zuhud tingkat mubtadi’. Sikap zuhud ini terjadi pada orang yang
memiliki sesuatu dari dunia baik harta, pangkat, maupun keindahan dunia
lainnya. Ia berada di pertengahan antara menggunakannya di jalan Allah Swt. dan
menikmati dunianya.
b. Zuhud tingkat mutawasit .. Sikap zuhud ini merupakan kelanjutan
sikap yang pertama. Zuhud pada tingkatan ini menjadikan seseorang tidak lagi
enggan menggunakan dunianya untuk kepentingan akhiratnya tanpa merisaukan masa
depannya. Ia yakin akan jaminan Allah Swt. bagi dirinya. Sikap zuhud seperti
ini telah dicontohkan oleh sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Mereka
menginfakkan sebagaian besar hartanya di jalan Allah Swt. tanpa risau dengan
masa depan mereka.
c. Zuhud tingkat muntahi . Sikap zuhud ini adalah tingkat tertinggi.
Orang yang memiliki sikap zuhud ini memandang dunia tidak lebih dari sarana
beribadah kepada Allah Swt. Ia memiliki dunia dan mengusahakannya sebagai
bagian dari ibadah kepada Allah Swt. Akan tetapi, harta yang dimilikinya tidak
memiliki tempat sedikitpun dalam hatinya, bahkan menjadi beban bagi hatinya.
Zuhud tingkat ini dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan keluarganya.
Muhammad Ibnu Abidurrahman memandang
zuhud bukanlah sikap menjauhi dunia yang menyebabkan orang menjadi
enggan berusaha memperoleh dunia dan menjadi miskin dunia. Zuhud adalah sikap
orang yang memiliki dunia dan tidak
terlena olehnya. Bahkan, jika seseorang
tidak memiliki satupun bagian dari dunia dan tidak mau berusaha, ia
tidak dapat disebut sebagai orang zuhud.
Hal ini karena ia tidak memiliki sesuatu
yang Allah Swt. menyuruhnya menjaga diri dari sesuatu itu. Ia tidak memiliki
satupun dari dunia, lantas dari apa ia bersikap zuhud, Zuhud dilakukan dengan
menjaga hati dari godaan dunia yang ada padanya.