Sahabat
admin yang di karuniai Allah,
Pada
waktu itu Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai, kemudian Abu Nawas
melihat ada kerumunan masa, kemudian Abu
Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah
jalan.“Ada kerumunan apa di sana?” tanya Abu Nawas,“Pertunjukkan keliling yang
melibatkan monyet ajaib.”“Apa maksudmu dengan monyet ajaib?” kata Abu Nawas
ingin tahu. “Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih
menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja.”
Kata kawan Abu Nawas menambahkan. Abu Nawas makin
tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang
raksasa itu. Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton.
Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik
monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang
sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.
Tidak
heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka
berupaya dengan beragam cara untuk membuat monyet itu mengangguk-angguk, tetapi
sia-sia. Monyet itu tetap menggeleng-gelengkan kepala. Melihat kegigihan monyet
itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba.
Setelah
berhadapan dengan binatang itu Abu Nawas bertanya, “Tahukah engkau siapa aku?”
Monyet itu menggeleng.“Apakah engkau tidak takut kepadaku?” tanya Abu Nawas
lagi, namun monyet itu tetap menggeleng-gelengkan kepalanya.“Apakah engkau
takut kepada tuanmu?” tanya Abu Nawas memancing. Monyet itu mulai ragu.“Bila
engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu.” lanjut Abu Nawas mulai
mengancam.
Akhirnya
monyet itu terpaksa mengangguk-angguk. Atas keberhasilan Abu Nawas membuat
monyet itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak.
Bukan main marah pemilik monyet itu hingga ia memukuli binatang yang malang
itu. Pemilik monyet itu malu bukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus
kekalahannya. Kali ini ia melatih monyetnya mengangguk-angguk. Bahkan ia
mengancam akan menghukum berat monyetnya bila sampai bisa dipancing penonton
mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas.
Tak
peduli apapun pertanyaan yang diajukan, Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini
para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat monyet itu
menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton
tidak sanggup memaksa monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada
lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.“Tahukah
engkau siapa aku?” Monyet itu mengangguk.“Apakah engkau tidak takut kepadaku?”
Monyet itu tetap mengangguk.
“Apakah
engkau tidak takut kepada tuanmu?” pancing Abu Nawas. Monyet itu tetap
mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada
Abu Nawas. Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.
“Tahukah engkau apa guna balsam ini?” Monyet itu tetap mengangguk.“Baiklah,
bolehkah kugosok selakangan mu dengan balsam?” Monyet itu mengangguk. Lalu Abu
Nawas menggosok selakangan binatang itu.
Tentu
saja monyet itu merasa agak kepanasan dan mulai panik. Kemudian Abu Nawas
mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam.
“Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selakangan mu?” Abu
Nawas mulai mengancam, Monyet itu mulai
ketakutan.
Dan
rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan
kepala sambil mundur beberapa langkah. Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya
yang cerdas mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap
cerdik.
Itulah Kisah Abu Nawas Mengalahkan Si Monyet, mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan Allah selalu memberi hidayah dan
inayahNya kepada kita semua amin…