Bagi sufi, dunia ini tidak mempunyai
nilai hakiki karena ia bersifat sementara dan tidak kekal. Artinya, yang betul-betul
mengandung nilai hanyalah surga di akhirat. Surga ini pun belum mempunyai nilai
yang hakiki. Nilai yang hakiki hanya ada pada zat nilai itu berasal dari Allah
swt. Oleh karena itu, para sufi memasrahkan segenap harapannya kepada Allah dan
tidak mementingkan dunia ini karena bagi mereka dunia penuh tipu daya. Inilah
makna zuhud menurut para sufi.
Sikap zuhud ini tidaklah semata perilaku
sufi. Kaum muslimin secara umum pun perlu menerapkan sikap ini. Zuhud bukan
berarti semata-mata tidak mau memiliki harta dan tidak suka mengenyam nikmat
duniawi. Akan tetapi, zuhud sebenarnya adalah kondisi mental yang tidak mau
terpengaruh oleh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri kepada
Allah swt.
Dengan demikian, walaupun Nabi Sulaiman
atau Usman bin Affan kaya raya, mereka tetap sebagai orang yang zuhud dan hidup
dalam keadaan zuhud. Mereka tidak terpengaruh oleh kekayaan yang dimiliki dalam
mengabdikan diri kepada Allah swt
Zuhud berarti menjaga agar harta dan
jabatan tidak melalaikan seseorang dalam mengabdikan diri kepada Allah. Dalam
firman Allah surah Al-hadi-d juga di sebutkan yang Artinya sebagai berikut :
Agar kamu tidak bersedih hati terhadap
apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. (Q.S. al-.Hadi - d [57]: 23).
Inilah pemahaman makna zuhud yang
disepakati oleh para ulama’ sufi. Harta benda tidak dilarang untuk dimiliki,
tetapi harta tersebut tidak boleh mempengaruhi atau memperbudak seseorang dalam
mengabdikan dirinya kepada Allah swt.