Sahabat admin yang di karuniai Allah, Di Yogyakarta,
tepatnya di desa Wonokromo, Plered, Bantul, juga mengklaim menyelenggarakan
rebo wekasan. Yakni digelarnya sebuah upacara pada Selasa malam atau malam
Rabu.
Konon,
hari Rabu terakhir dalam bulan Safar itu merupakan hari pertemuan antara Sri
Sultan Hamengku Buwono I dengan Kyai Faqih Usman. Berdasarkan hari itulah
kemudian masyarakat menamakannya dengan upacara rebo wekasan atau rebo
pungkasan. Ketika itu, upacara dipusatkan di depan masjid. Namun seminggu
sebelumnya, terlebih dulu diselenggarakan pasar malam.
Upacara
rebo wekasan ini sendiri dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan,
serta ungkapan terima kasih pada kyai pertama di Wonokromo -Kyai Faqih Usman
atau Kyai Welit- yang bisa menyembuhkan segala penyakit dan dapat memberikan
berkah untuk kesuksesan usaha atau untuk tujuan-tujuan tertentu.
Selain
itu, ada yang menyelenggarakan rebo wekasan dengan jalanjalan ke pantai untuk
mandi dengan maksud untuk menyucikan diri dari segala kesalahan dan dosa. Namun
ada pula yang merayakannya dengan riungan (kumpul bersama) di pagi hari di
sebuah masjid. Riungan itu dipimpin oleh imam masjid dan diiringi dengan tahlil
dan tahmid serta diakhiri dengan doa tolak bala.
Setelah
itu, barulah jamuan dibagikan kepada peserta riungan untuk dimakan
bersama-sama. Masih dengan maksud menolak bala’, di sebagian tempat ada yang
menyelenggarakan rebo wekasan dengan salat, baik dilakukan secara sendirian
maupun berjamaah. Karena itulah salat tersebut dinamakan salat rebo wekasan.
Salat ini biasanya dikerjakan pada Rabu pagi akhir bulan Safar setelah salat
Isyraq, kira-kira mulai masuk waktu Dhuha.
Terkait
dengan salat rebo wekasan ini, menyatakan bahwa tradisi ini bisa jadi bersumber
dari sebuah buku berjudul ”Kanzun Najah” karangan Syekh Abdul Hamid Kudus. Di
dalamnya diterangkan bahwa sebagian ulama ahli mukasyafah (sebutan ulama sufi
tingkat tinggi) sering melaksanakan salat pada setiap Rabu di akhir bulan
Safar. Karena pada hari itu diturunkan 360.000 malapetaka dan 20.000 macam
bencana ke bumi.