Sahabat admin yang di karuniai Allah, Sikap
tawakal merupakan salah satu sikap yang banyak disebut dalam Al-Qur’an.
Diantaranya adalah pada Surah Ali Imran [3] ayat 159 berikut ini.
. . . faiza 'azamta fatawakkal 'alallah,
inallaha yuhibbulmutawakkilin.
Artinya: “ . . . kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakal kepada-Nya.” Dalam praktiknya, terdapat dua pola penerapan
sikap tawakal.
Bertawakal menyerahkan keberhasilan usaha
kita kepada Allah Swt. lalu memaksimalkan usaha.
Pada pola pertama ini, tawakal menjadi
sikap dasar saat kita hendak melakukan segala sesuatu. Saat kita menginginkan
sesuatu, kita berniat untuk mendapatkannya, saat itulah tawakal kita haturkan
kepada Allah Swt. Kita memohon pertolongan, bimbingan, kemudahan, dan
keberhasilan usaha kita kepada Allah Swt. semata.
Dengan sikap ini, kita berharap, Allah
Swt. mengaruniakan kemudahan dan hal terbaik kepada kita. Dengan demikian,
keberhasilan atau kegagalan akan dapat
kita terima dengan hati yang lapang karena keduanya adalah hal terbaik menurut
ilmu Allah Swt. Contoh sikap tawakal pola pertama ini adalah saat kita hendak
berangkat ke sekolah. Setelah siap berangkat kita berdoa kepada Allah Swt. agar
sampai dengan selamat hingga tujuan.
Doa tersebut merupakan sikap tawakal kita
kepada Allah Swt. Kita memohon pertolongan dan kemudahan selama perjalanan.
Setelah berdoa, kita berusaha melalui perjalanan itu sebaik mungkin. Kita
berkendara dengan hati-hati. Peraturan lalu lintas kita patuhi. Dengan
demikian, perjalanan kita aman hingga tujuan.
Berusaha sebaik mungkin lalu bertawakal
kepada Allah Swt. Pada pola kedua ini, kita berusaha sebaik mungkin dulu lalu
kita bertawakal kepada Allah Swt.
Hal ini biasanya kita laksanakan pada
saat kita melakukan rutinitas sehari-hari. Misal mengunci pintu sebelum
meninggalkan rumah. Aktivitas mengunci pintu tersebut kita laksanakan sebaik
mungkin hingga menurut perkiraan kita orang yang berniat jahat tidak dapat
memasuki rumah selama kita tinggalkan.
Setelah mengunci pintu sebaik mungkin,
kita bertawakal kepada Allah Swt. agar Allah Swt. menjaga rumah yang kita
tinggalkan. Kedua pola tawakal ini dapat kita lakukan sendiri-sendiri maupun
bersamaan. Dari dua pola ini, kita mengetahui bahwa pada dasarnya sikap tawakal
dapat kita lakukan sebelum atau sesudah berusaha tergantung pada kegiatan yang
kita lakukan.