Sahabat admin yang di karuniai Allah, Kejayaan Kesultanan
Banten pada masa lalu tampak dari peninggalan-peninggalannya, seperti Masjid
Agung Banten yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin.
Masjid ini mempunyai ciri arsitektur yang merupakan perpaduan antara seni
bangunan Jawa dan Barat. Di halaman selatan masjid terdapat bangunan Tiamah,
yang merupakan bangunan tambahan yang dibuat oleh Hendrik Lucasz Cardeel,
seorang arsitek kebangsaan Belanda.
Dahulu
Tiamah ini digunakan sebagai tempat majlis taklim serta tempat alim ulama
Banten bermusyawarah tentang soal-soal agama Islam. Selain masjid tadi, di
Kasunanan terdapat masjid yang umurnya lebih tua dari Masjid Agung Banten. Di
masjid inilah Kyai Dukuh tinggal dan mengajarkan agama Islam. Kyai Dukuh ini
bergelar Pangeran Kasunyatan, guru Maulana Yusuf, Sultan Banten yang kedua.
Bangunan
lainnya yang membuktikan kemegahan Kesultanan Banten yang kedua adalah bekas
Keraton Surosowan yang dikelilingi oleh tembok benteng tebal, luasnya 4 hektar,
berbentuk empat persegi panjang.
Benteng
tersebut sampai sekarang masih tegak berdiri. Dalam situs (daerah, lahan)
kepurbakalaan Banten ditemukan beberapa peninggalan Kesultanan Banten, antara
lain Menara Masjid, Mesjid Pacinan Tinggi, Benteng Speelwijk, Meriam Ki Amuk,
Watu Gilang, dan Pelabuhan perahu Karangantu. Semua itu merupakan peninggalan
budaya masyarakat Kesultanan Banten pada masa jayanya dahulu.