Sahabat admin yang di karuniai Allah, disini saya akan menceritakan kisah Abu
Nawas yang berjudul Abu Nawas Masuk Kedai Membayar
Dengan Suara Uang Recehan. Pada suatu ketika Abu
Nawas melakukan perjalanan yang panjang. Pada hari itu perutnya belum terisi makanan
sedikitpun sehingga tak heran kalau dia merasakan keroncongan dengan amat
sangat. Namun dia memeriksa kantong uangnya, dia hanya menemukan beberapa
keping uang, sementara perjalannya masih jauh.
Bila uang itu digunakan untuk membeli sesuatu,
nanti ongkos perjalanannya tidak akan terbayar. Walaupun tubuhnya lemas karena
belum makan seharian, Abu Nawas tetap melangkahkan kakinya meskipun langkahnya
nyantai. Pada saat melihat kedai yang ramai pembeli, Abu Nawas
tak kuasa untuk tidak memasukinya.
Dari bilik dapur terlihat mengepul asap makanan
yang sangat lezat. Abu Nawas langsung menghirup aroma masakan itu dengan
kuat-kuat. Dari aromanya , Abunawas sudah membayangkan sajian yang lezat untuk
dirinya. Hal itu diulanginya berkali-kali
hingga Abunawas puas. Setelah Abu Nawas sudah merasa cukup puas dengan aroma
masakan yang dihirupnya, dia pun pergi meninggalkan kedai tadi.
Dengan senyuman yang tipis, dia keluar dari
kedai tersebut.Tapi, belum jauh dia melangkahkan kakinya meninggalkan kedai
itu, tiba-tiba terdengar teriakan dari si pemilik kedai. "Hai, mau kemana? Bayar dulu!" teriak
pemilik kedai. Mendengar teriakan itu,
Abu Nawas menghentikan langkahnya. Dengan tenang sekali dia menghadapi si
pemilik kedai. Meskipun dia cukup keheranan kenapa pemilik kedai menghentikan
langkahnya padahal dia tidak makan atau minum barang sedikitpun di kedai itu.
"Enak saja main nyelonong pergi, bayar
dulu baru boleh pergi,"kata pemilik kedai saat mereka berhadapan. Kemudian
Abu Nawas menganggukkan kepala tanda setuju dengan kata-kata pemilik kedai.
Dengan santainya Abu Nawas merogoh kantong uangnya. Selang beberapa lama, tapi
uangnya tidak segera diberikan kepada pemilik kedai.
Malah Abu Nawas bermain-main dengan uang
recehnya dengan cara mengocok kantong uangnya, lama kelamaan suaranya uang
receh terdengar kerincing-kerincing. "Ayo...mana
uangnya...bayar cepat ! "teriak pemilik kedai. "Baik, ini bayarnya," kata Abu Nawas sambil
mengocok kembali uang recehnya sehingga timbul suara kerincing-kerincing.
"Lho, mana uangnya, dari tadi cuma
mendengar suaranya saja, "kata pemilik kedai yang semakin geram.
Kemudian Abu Nawas menjawab,"Itu tadi
bayarnya, aku bayar pakai suaranya saja karena di kedaimu aku hanya dapat
baunya saja....!" Mendengar jawaban itu, si
pemilik kedai hanya bisa tersenyum dengan malunya. Hehe...ada saja si pemilik kedai ini. Bagaimana bisa
orang hanya mencium aroma masakan dari bilik kedai kok disuruh membayar. Tapi
pintar juga Abu Nawas dibayarnya pakai suaranya saja, tidak dengan uang.