Sahabat admin yang di karuniai oleh Allah,
disini kami akan membahas sedikit masalah yang berkaian dengan macam-macam atau
jenis tawakal. Contoh perilaku tawakal dapat dilihat dalam penjelasan berikut.
Untuk menghadapi ujian sekolah kamu sejak jauh-jauh hari mempersiapkannya
dengan giat belajar. Bahkan, setiap sepertiga malam akhir, kamu pun tidak lupa
mengerjakan shalat tahajud.
Apakah kedua aktivitas ini telah cukup?
Selain berusaha dan berikhtiar, kamu masih perlu bertawakal, yaitu dengan
berserah diri kepada Allah untuk mendapatkan kemaslahatan dan ketentuan yang
terbaik dari-Nya. Kamu menyerahkan sepenuhnya kepada Allah dan menerima semua
kemungkinan hasil yang diperoleh.
Sifat tawakal jika dilihat dari segi
objeknya dapat dibagi ke dalam dua macam kelompok yaitu sebagai berikut :
Tawakal hanya kepada Allah swt Semata Maksudnya adalah menyerahkan diri dan segala
urusan hanya kepada Allah. Tawakal seperti ini adalah tawakal yang
diperintahkan oleh Allah dan mesti diterapkan oleh setiap muslim. Perintah
tawakal seperti di atas banyak ditemui dalam Al-Qur’an, antara lain ayat yang
artinya, ”Katakanlah (Muhammad), ’Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang
telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah
bertawakallah orang-orang yang beriman.” (Q.S. at-Taubah ayat 51).
Berdasarkan ayat di atas para ulama
sepakat mengatakan bahwa hukum tawakal dalam arti menyerahkan diri dan urusan
hanya kepada Allah swt. adalah wajib. Oleh karena dengan tawakal hanya kepada
Allah, iman menjadi sempurna, sedangkan menyempurnakan iman adalah kewajiban
setiap mukmin.
Tawakal kepada Selain Allah swt. Tawakal dalam bentuk kedua ini dibagi menjadi
dua macam. Pertama, tawakal kepada selain Allah dalam hal-hal yang menjadi
urusan Allah. Misalnya, menyerahkan urusan rezeki dan syafaat (pertolongan)
kepada patung berhala dan tumbuh-tumbuha. Maka Tawakal seperti itu hukumnya
haram karena termasuk dalam kategori syirik besar (syirik akbar).
Kedua, tawakal kepada selain Allah dalam
hal-hal yang termasuk urusan manusia. Misalnya, menyerahkan masalah keamanan,
perekonomian, dan kesehatan kepada orang lain tanpa mengaitkannya kepada Allah
swt. Tawakal seperti ini dibolehkan jika tidak sepenuhnya menyerahkan urusan
itu kepada manusia. Selain berusaha, tetap bertawakal kepada Allah yang dapat
memberi petunjuk dan kemudahan untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan
kepadanya. Dengan demikian, berhasil tidaknya urusan itu tidak terlepas dari
kehendak Allah swt.