Sahabat admin yang di karuniai oleh
Allah, dalam Penerapan tawakal ini, bagi setiap orang itu berbeda-beda, sesuai
dengan kadar keimanan dan pengetahuannya. Oleh karena itu, penerapan tawakal
dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu sebagai berikut.
Tawakal itu sendiri, yaitu hati senantiasa merasa tenang dan
tenteram terhadap apa yang dijanjikan Allah swt. Tawakal pada tingkat ini
merupakan tawakal yang dimiliki oleh setiap mukmin dan menempati peringkat
terbawah dalam urutan tangga tawakal. Tindakan ini disebut dengan bida-yah.
Taslim, yaitu menyerahkan urusan kepada Allah swt. karena Dia-lah yang
mengetahui segala sesuatu mengenai hamba- Nya. Tawakal pada bentuk ini dimiliki
orang tertentu (khawwas). Tawakal jenis ini menempati peringkat kedua dalam
urutan tangga tawakal yang disebut dengan mutawassit.
Tafwid, yaitu ridha atau rela menerima segala ketentuan Allah,
bagaimanapun bentuk dan keadaannya. Tawakal semacam ini dimiliki orang yang
sangat khusus, seperti Rasulullah saw. Peringkat ini disebut dengan niha - yat
dan merupakan tingkat paling tinggi.
Tawakal dalam Perjalanan Nabi Muhammad
saw. mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bertawakal, termasuk ketika
keluar rumah untuk melakukan perjalanan. Caranya dengan berdoa kepada Allah.
Hal ini dinyatakan dalam sebuah hadis yang artinya sebagai berikut :
Barang siapa yang keluar dari rumahnya
untuk suatu perjalanan dan dia membaca kalimat “Bismillahi tawakkaltu
alawallahi wala haula wala quwwata illa billah” (Dengan nama Allah, hanya
kepada-Nya aku bertawakal dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah), maka
ia akan diberi petunjuk, kecukupan selama perjalanan, serta dipelihara dari
gangguan setan.” (H.R. Abu Daud dan At-Tirmizi).