Sahabat admin yang di karuniai Allah,
Masa Khulafaur Rasyidin merupakan masa sahabat dan termasuk waktu awal
berlangsungnya dakwah Islamiyah. Oleh karena itu, ilmu yang berkembang pada
saat itu adalah ilmuilmu keislaman. Misalnya ilmu fikih, Al-Qur’an, dan hadis.
Ilmuilmu tersebut diperoleh langsung dari Rasulullah. Berbekal pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, para sahabat menyampaikan kembali kepada kaum muslimin
yang lain.
Sepeninggal Rasulullah, kegiatan ini
masih tetap berjalan. Seiring dengan meluasnya daerah kekuasaan Islam, pemeluk
agama Islam juga semakin tersebar luas. Kenyataan tersebut menyebabkan para
mualaf membutuhkan orang-orang yang dapat menjelaskan ajaran Islam. Oleh karena
itu, khalifah pada masa pemerintah Khulafaur Rasyidin mengutus para sahabat
untuk berdakwah di wilayah kekuasan Islam yang tersebar luas di berbagai
penjuru.
Dalam bidang ilmu fikih misalnya,
khalifah telah mengutus para fuqaha (sebutan untuk ahli fikih) untuk menjadi
mufti. Mufti adalah para cendekiawan dan ahli hukum yang sekaligus ditunjuk
sebagai hakim untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi umat Islam.
Para mufti mengajar dan mengembangkan ilmu fikih di tengah-tengah masyarakat
muslimin di berbagai penjuru wilayah kekuasaan Islam. Ada yang di Mekah,
Madinah, Basrah, Kufah, Syam, Mesir, dan daerahdaerah lain.
Untuk ilmu Al-Qur’an, kemajuan yang
dicapai sangat mengagumkan. Al-Qur’an yang pada masa Rasulullah belum terkumpul
dan baru ditulis pada tempat-tempat tertentu seperti di pelepah kurma, tulang
unta, dan kulit domba, pada masa sahabat mulai dikumpulkan. Pada masa Abu
Bakar, tulisan-tulisan tersebut dikumpulkan menjadi satu.
Program ini dilanjutkan pada masa Umar
yang kemudian menyalinnya dalam bentuk lembaran-lembaran. Bahkan, pada masa
Khalifah Usman naskah Al-Qur’an tersebut dibukukan dan disalin kembali menjadi
empat buah. Naskah aslinya disimpan di rumah Khalifah Usman sendiri yang
dikenal dengan Mushaf ‘Imam. Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan masa
Khulafaur Rasyidin.
Dalam mengajarkan ilmu Al-Qur’an, para
sahabat sangat berhati-hati. Mereka sangat teliti dalam menafsirkan Al-Qur’an
agar sesuai yang disampaikan Rasulullah. Di antara para sahabat yang dikenal
memiliki pemahaman baik dalam ilmu ini adalah empat Khulafaur Rasyidin, Zaid
bin Sabit, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Mas‘ud, Abdullah bin ‘Abbas, Ubay
bin Ka‘ab, serta Abu Musa al-Ansyari.
Para ulama inilah yang menjadi konsultan
dalam hal penafsiran Al-Qur’an pada masa Khulafaur Rasyidin. Adapun untuk ilmu
hadis pada awal perkembangannya, hanya dilakukan melalui hafalan semata.
Dikhawatirkan, jika naskah hadis itu ditulis, akan bercampur dengan naskah asli
Al-Qur’an. Oleh karena itu, di kalangan para sahabat banyak yang hafal hadis
Rasulullah di luar kepala.
Ada yang paham makna, bahkan tidak
sedikit pula yang hafal lafal hadisnya. Di antara para ahli hadis yang terkenal
saat itu adalah Abdullah bin ‘Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr, Abu
Hurairah, Abu Said al-Hudri, Aisyah bin Abu Bakar, Abas bin Malik, Jabir bin
Abdullah, dan Ibnu Mas‘ud.
Itulah sejarah masa Khulafaur Rasyidin,
mudah-mudahan bermanfaat bagi kita dan
semoga Allah selalu memberi hidayah dan inayahNya kepada kita semua amin…