Sahabat admin yang berbahagia, Dalil
atau bukti ada dua macam yaitu dalil aqli dan naqli. Dalil aqli, adalah bukti
yang berdasarkan pada pertimbangan akal sehat manusia semata. Misalnya,
kejadian alam ini. Akal manusia mengatakan bahwa alam ini tidak mungkin terjadi
dengan sendirinya, tetapi pasti ada yang menciptakannya, yaitu Allah swt.
Dalil
naqli, adalah bukti yang bersumber pada nas yaitu Al-Qur'an dan As-sunnah.
Adapun naqli tentang qada dan qadar antara lain sebgai berikut:
Aina ma
takunu yudrikkumul-mautu wa lau kuntum fi burujim musyayyadahtin, wa in
tusibhum khasanatuy yaqulu hadhihi min ‘indillahi, wa in tusibhum sayyi’atuy
yaqulu hadhihi min ‘indika,
qul
kullum min ‘indillahi, fama liha’ulaail-qaumi la yakaduna yafqahuna khadisan.
Artinya:“Di
mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah:
“Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?.” (Q.S.
An-Nisa’/4:78).
Maksud
tidak memahami pembicaraan adalah pelajaran dan nasihat-nasihat yang diberikan.
Ayat di atas menerangkan bahwa kematian adalah perkara yang pasti terjadi dan
tak seorang pun yang dapat lari darinya. Kenikmatan, kemuliaan, dan kesusahan
yang terjadi pada manusia bukanlah berasal dari Nabi Muhammad saw.melainkan
semuanya sudah ada ketetapan dan ketentuan dari Allah.
Ma
tasbiqu min ummatin ajalaha wa ma yasta’khiruna.
Artinya:“Tidak
ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat
mengundurkan (Nya).” Ayat ini menjelaskan bahwa setiap manusia telah ditetapkan
ajalnya yang telah ditulis lauhul mahfuz dan tak seorang pun yang dapat
menundanya.
Allahu
yabsutur-rizqa limay yasyau min ‘ibadihi wa yaqdiru lahu, innallaha bikulli
syai’in ‘alimun.
Artinya:“
Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya dan dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Ankabut/29:62)
Dalam
ayat di atas dijelaskan bahwa Allah swt. Berkehendak melapangkan dan
menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya, yaitu terhadap orang-orang
yang berusaha dan berdoa untuk memperoleh rezeki tersebut.
Inna
kulla syai’in khalaqnahu biqadarin.
Artinya:“Sesungguhnya
kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. Al-Qamar/54/49).