Syarat Wajib Dan Rukun Ibadah Haji

Sahabat admin yang berbahagia, Rukun haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak boleh diganti dengan perbuatan yang lain. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk rukun haji.
  1. Ihram (niat) adalah niat dalam hati untuk memulai melakukan ibadah haji dengan berpakaian ihram.
  2. Wukuf adalah berdiam sebentar di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, sejak tergelincirnya matahari sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah.
  3. Tawaf ifadah adalah mengelilingi Ka’bah.
  4. Sai adalah lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah.
  5. Mencukur atau menggunting rambut sekurang-kurangnya tiga helai rambut.
  6. Tertib (berurutan).

Wajib haji adalah sesuatu yang perlu dikerjakan dalam ibadah haji, tetapi sah haji tidak tergantung atasnya. Jika sesuatu yang perlu dikerjakan itu tidak dapat dilaksanakan, boleh diganti dengan
menyembelih binatang atau dam sehingga ibadah haji tetap sah. Wajib haji meliputi beberapa hal berikut.

Ihram dari Miqat, baik Miqat Zamani maupun Miqat Makani

Miqat zamani adalah batas waktu memulai berihram haji, yakni dari tanggal 2 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah. Miqat makani adalah batas tempat berihram haji atau umrah di miqat yang telah ditentukan, dan boleh juga dilakukan sebelum sampai di miqat. Miqat makani bagi jamaah haji Indonesia gelombang pertama adalah di Zulhulaifah (Bir Ali), sedangkan bagi jamaah haji gelombang kedua adalah di atas udara pada garis sejajar dengan Qarnul Manazil atau dapat berihram di King Abdul Aziz Internasional Airport atau dapat di Asrama Haji Embarkasi Tanah Air.

Mabit di Muzdalifah Setelah Kembali dari Arafah

Menurut sebagian besar ulama, mabit di Muzdalifah hukumnya wajib. Sebagian ulama yang lain menyatakan sunah. Pada saat mabit (bermalam) hendaknya bertalbiyah, berzikir, beristigfar, berdoa atau membaca Al-Qur’an. Selanjutnya, mencari kerikil sebanyak 7 atau 49 atau 70 butir. Jamaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah diwajibkan membayar dam.

Mabit di Mina

Hukum mabit di Mina menurut jumhur ulama adalah wajib, sedangkan sebagian ulama menyatakan sunah. Tempat mabit bagi sebagian besar jamaah haji Indonesia adalah di Haratul Lisan (termasuk wilayah hukum mabit di Mina).

Melontar Jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah

Melontar jumrah hukumnya wajib. Jika tidak dilaksanakan, dikenakan dam. Melontar jumrah dengan urutan yang benar, yaitu mulai dengan jumrah ula, lalu wusta, dan terakhir aqabah.

Tawaf wadak bagi yang akan meninggalkan Mekah. Syarat sah tawaf adalah

menutup aurat, suci dari hadas, dimulai dari arah Hajar Aswad, menjadikan Baitullah (Ka’bah) di sebelah kiri, dilaksanakan tujuh kali putaran, berada di dalam Masjidil Haram, dan tidak ada tujuan lain selain tawaf.

Itulah Syarat Wajib Dan Rukun Ibadah Haji, mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah selalu memberi hidayah dan ridhaNya kepada kita semua amin…