Sahabat admin yang di muliyakan Allah, Tindakan
mengadu domba tidak berakibat lain selain permusuhan dan kekacauan.
Ketenteraman dan kenyamana hidup bersama akan terganggu saat silaturahmi
antaranggota masyarakat dibakar provokasi. Persahabatan dua sahabat dekat akan
retak saat keduanya berhadapan sebagai pihak yang saling menjatuhkan. Bagi
pengadu domba, perilaku ini membuat jiwanya semakin sakit. Ia bersikap pengecut
karena tidak secara jantan berhadapan sendiri.
Ia menggunakan tangan orang lain untuk
mendapatkan keinginannya. Ia merusak, Saat jiwa seperti ini bersemayam pada
diri seseorang tak ayal ia akan mampu berbuat lebih buruk lagi. Oleh karena
itulah, Allah Swt. dan rasul-Nya senantiasa mengingatkan kita untuk menjauhi
sikap tercela ini. Untuk dapat menjauhi sikap ini kita perlu menganalisis
terlebih dahulu sebab-sebab munculnya perilaku mengadu domba.
Sebab-Sebab Munculnya Perilaku Namimah
Perilaku mengadu domba dapat terjadi
dengan berbagai motivasi dan keadaan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
Ingin mencari keuntungan pribadi dari
perselisihan yang terjadi. Contoh paling mudah adalah sikap penjajah yang
mengadu domba antaranak bangsa untuk melemahkan dan selanjutnya menguasainya.
Motivasi pribadi ini dapat kita temui dalam banyak sekali bentuk adu domba.
Ingin mencari kedudukan dengan menjatuhkan saingan, ingin mendapatkan
keuntungan dari salah satu pihak yang berselisih, atau ingin mendapatkan
keuntungan sebagai provokator atau pengadu domba.
Sekadar senang melihat orang lain
berselisih. Sebab ini biasanya
muncul karena keisengan seseorang tanpa
keinginan mendapatkan keuntungan materi atau yang lain. Jadi, ia mengadu domba
karena ingin melihat keriuhan perselisihan yang terjadi.
Untuk memperbaiki keadaan. Ada kalanya
keadaan yang dikuasai oleh penguasa yang terlalu kuat. Dalam keadaan seperti
ini, komunikasi biasa tidak akan dapat mengubah keadaan. Diperlukan keadaan
yang luar biasa untuk menggerakkan masyarakat hingga kekuasaan dapat
terkoreksi. Hal ini terjadi misal saat negara kita menjalani proses reformasi.
Berbagai kerusuhan dan benturan yang terjadi disinyalir sengaja dibuat untuk
menciptakan kondisi kacau dan berakhir dengan turunnya rezim Orde Baru.
Perilaku adu domba dengan sebab terakhir ini, meskipun berniat memperbaiki keadaan
tetap saja suatu tindakan yang buruk. Terlalu besar harga yang harus dibayar
dengan cara seperti ini.
Itulah beberapa di antara sebab munculnya
perilaku namimah atau adu domba. Dengan memahami sebab-sebab tersebut kita
dapat mencari cara menjaga diri dan menghindari perilaku namimah ini.
Menghindari Perilaku Namimah Perilaku
namimah berasal dari pola pikir yang salah dalam memandang keinginan dalam
hati. Orang yang mengadu domba biasanya bersedia melakukan apa pun untuk
mendapatkan keinginannya itu. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang dapat
kita lakukan untuk menghindari perilaku namimah.
Pertama, menyadari akibat buruk dari
perilaku nami- mah ini. Dengan menyadari akibat buruk bagi orang lain, kita
akan berhitung lagi saat tergoda untuk mengadu domba.
Kedua, menyadari bahwa perilaku ini
dilarang oleh Allah Swt. dan mendatangkan dosa bagi diri kita. Apapun
keuntungan sesaat yang kita dapatkan dari perilaku namimah ini tidak berarti
dibandingkan panasnya neraka akibat dosa perilaku ini.
Ketiga, senantiasa menjaga hati dari
keinginan yang tidak benar. Keinginan hati yang tidak terkendali dapat
mendorong kita melakukan apa pun untuk
mendapatkannya. Dengan mengendalikan keinginan hati, tindakan kita pun dapat
terkendali.
Keempat, memperluas pergaulan dan
silaturahmi. Dengan silaturahmi dan
persahabatan yang luas, kita akan menemukan banyak alternatif yang baik untuk
mendapatkan keinginan kita.
Kelima, melakukan tabayun atas berita
yang kita perolah. Tabayun artinya meneliti kembali kebenaran berita yang kita
peroleh. Hal ini penting agar memperoleh
informasi yang benar dan dapat bersikap dengan benar pula.